Mengunjungi Minangkabau Kota Sejarah di Sumatera Barat : Istana Pagaruyung

Gambar mungkin berisi: langit dan luar ruanganYok ke Padang ajak teman dari Sabah Malaysia. Kami bertiga, kita jumpa di Minangkabau Airport, penerbangan kami dari KLIA2.
Minangkabau, kami pun berjumpa di airport yang baru itu, dulu airport di Tabing kini sudah masuk Pariaman.

Hari ini jadwal kami sesuai rencana ke Istana Pagaruyung.
Sebelum masuk ke komplek Istana yang pernah terbakar itu ada warung menjual souvenir diseberang jalan di depan parkir kenderaan tamu.
Salah satunya menjual cd dan kaset yang terus memutar lagu-lagu berbahasa minang. Tetapi ada tulian dalam bahasa Inggris One. Jadi ingat waktu dulu sekolah di Medan daerah Sukaramai Jalan Antara tentang One ini.

One tulisannyo
Wan dibaco.
Ciek aratinyo.

"Sajak ketek SD lai sampai ka SMA, raport ambo warno lado bahaso Inggrih." Kata Surya teman kami yang membawa ke Istana Pagaruyung di Batu Sangkar. Karena adanya tulisan one itu dibaca tamu kami dari Sabah berbunyi wan.


Gambar mungkin berisi: luar ruangan dan alam One Ajo, nama toko didepan Istana itu, dibaca pula oleh Fadizlah dari Sabah berbunyi wan ajo.
One itu pasangan Ajo kalau di Pariaman. Koq di Padang Uni jo Udo.


Banyak tempat yang kami kunjungi bersama Datu Akiah Barabag, mulai dari Pariaman ke Maninjau, Payakumbuh, Batu Sangakar Padang Panjang terus ke Padang.


Akh indahnya negeri ku. Zamrut Khatulistiwa, penduduknya ramah ramah.
Dari Danau Maninjau ka Danau Singkarak pai juo ka Danau Ateh Danau Bawah.
Ka Pandai Sikek, dari Kelok Ampek Puluah Ampek ka pai pulo ka Kelok Sambilan.
Semua tempat itu diabadikan dalam lagu. Itulah kreatifnya seniman Minang.


Gambar mungkin berisi: 3 orang, orang tersenyum, orang berdiri dan luar ruangan
Janiah ai nyo sungai tanang.
Minuman urang Bukit Tinggi.
Tuan kanduang tadanga sanang.
Bawoklah tumpang badan kami.


Sungai Tanang dam dibuat untuk orang Bukit Tinggi, diabadikan dalam lagu Malereng Tabiang.
Ke lembah Anai pun kami singgah.