Orang Bawean Terkaya di Batam
"Kayaknya bang Kudsyi orang Bawean terkaya di Batam ya" godaku. Kudsyi H Sairi, dia lebih lama lagi dari kami di Batam, mungkin sudah 40 tahun lebih, karena kami saja sudah 35 tahun, sejak muda lagi setelah menammatkan sekolahnya di Bawean sana dia ke Batam bekerja di Pulau Sambu, setelah itu buka penjualan minyak di Batam.
Putri majikannya menjadi isteri tercinta, kak Mainah namanya, kedua suami isteri ini sudah haji, sudah punya cucu, ke empat anak-anaknya telah menikah semuanya.
Kemarin di pernikahan putranya bang Muchtar aku bertemu lagi dengan mereka berdua, masih seperti dulu akrab dan selalu berdua, aku senang melihat kerukunan kedua pasangan ini.
Mainah Adenan, Terek Adenan adik beradik ini adalah pengusaha minyak terbesar di Kepulauan Riau , menjadi rekanan Pertamina Unit I Medan, punya beberapa SPBU, Tongkang bahkan tanker, baru-baru ini sang adik Terek Adenan tersangkut penjualan minyak bersubsidi, sehingga harus berurusan dengan polisi.
Sementara bang Kudsyi demikian aku memanggilnya sungguh low profil, aku tak tahu mungkin karena kawin dengan puteri majikannya, tapi sejak dulu sejak 25 tahun yang lalu pun dia begitu saja, tak terlalu meledak-ledak. Selalu mengikuti kata sang isteri.
Banyak yang kami bincangkan maklum sudah lama tak bersua, sejak aku pensiun dari Pertamina kami jarang berurusan lagi. "Kak Mainah masih seperti dulu, masih muda aja" godaku lagi. "Akh awak ni pandai aje lah man" bantah kak Mainah, memang petang tu dia kelihatan segar dan mukanya cerah, apalagi dibalut maju warna merah.
"Sudah tak ada yang disibukkan lagi Man" tambahnya, dia memanggilku Man saja, aku tahu bagaimana sibuknya mereka sewaktu sang adik Terek Adenan tersangkut penyeludupan minyak saat itu ada disparitas harga antara industri dan automotive. Kebijakan pemerintah lah yang menyeret Terek seperti itu, dan bukan Terek saja yang tersangkut malah Kepala Pertamina Batam Terminal Nono Asmanu pun merasakan dinginnya hidup di sel.
Bayangkan bagaimana seru kami berteriak-teriak berbicara dan bercerita diselingi suara musik Keyboard yang mendentum-dentum dari loadspeker, sampai serak suara. Saat suara penyanyi dari Kyeboard itu selesai kami pun tersenyum karena intonasi suara menjadi perlahan lagi.
Sampai jumpa lagi kak Mainah dan bang Kudsyi .................................kita cerita nanti lebih santai lagi tak ada musik hingar bingar.tapi kapan ya?
Salam untuk semua keluarga Adenan.
ReplyDeletethanks atas semua bantuannya