Batu Malin Kundang Anak Durako itu Sudah Tertimbus Pasir.

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, luar ruangan dan alamReplika Kapal Malin Kundang, sudah tak berbentuk lagi. .
Akhir bulan Juni 2018 lalu kami mengunjungi Sumatera Barat, semalam di Kota Padang, kami mengunjungi Pantai Air Manis.
"Tadi malam gelombang besar menerpa pantai Air Manis." Ujar seorang pria yang menenteng peralatan poto.
Replika kapal dan batu Malin Kundang sudah rata dengan pantai tertimbun pasir. Sampah berserakan dimerata tempat.

"Kalau kami tak kuras pasir ini tak ada lagi untuk tempat berpoto." kata tukang poto yang lagi sibuk membuangi pasir yang menutupi batu Malin Kundang itu, Leher batu si Malin Kundang Anak Durako, sudah terputus, semen nya pada hilang, yang terlihat dua batang besi berkarat.

Batu Malin Kundang telungkup seakan bersujud itu dulu didalam kapal, bentuk kapal yang dipugar ulang, ada terlihat tali yang kesemua dari semen sudah tak terlihat lagi dan rata dengan pasir.

Gambar mungkin berisi: luar ruanganDiseputaran kapal itu bahkan di area hanya berapa meter dari tempat batu Si Malim telungkup pun ada payung untuk orang berjualan. Puluhan payung payung tempat orang berjualan, menambah kotor lokasi tempat orang berkunjung dan sangat mengganggu pemandangan.


Tidak ada perhatian dari pemerintah daerah kelihatannya, padahal satu tempat tujuan wisata baik lokal maupun manca negara ya ke Pantai Air Manis itu. Kutipan lima ribu rupiah, uang masuk dipintu lokasi perorang dan pakir roda empat sepuluh ribu rupiah tidak membuat lokasi itu bersih, malah tambah semerawut. 



Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan luar ruanganTidak layaknya sebagai lokasi pelancongan, tak ada lagi yang dilihat hanya kios kios kumuh dan sampah berserakan.

Malin Kundang anak durako, disumpah ibunya menjadi batu,  legenda ini tersiar sampai ke Manca Negara. Kawan yang bersama saya dari Malaysia, yang kini melawat terlihat sangat kecewa, tak menyangka tempat yang dikunjunginya hanya seperti itu. 


Mungkin Legenda ini terasa bohong bohongannya jadi orang disana tidak terlalu peduli lagi.
Kami tinggalkan Air Manis dengan legenda Malin Kundang, menuju Teluk Bayur diiringi lagu Erni Djohan.. 

Mudah mudahan tamuku berkesan.. iis.-