Agar tidak
ditinggal penggemarnya Radio Republik Indonesia (RRI) pun berbenah diri.
“Kalau
mau dengar siaran Radio Pro. 1 Papua atau Pro. 2 Manokwari atau Pro. 1 Boven
Digoel, tinggal di klik saja pak.” Ujar Sarah reporter RRI Batam yang acap menangani Pro. 3
ini. baca : RRI MASIHKAH SEKALI DIUDARA TETAP DIUDARA.?
Pro. Itu
singkatan dari Progama istilah di RRI untuk Satuan Kerja (satker) mereka. Ada
progama 1, taglinenya.
“Kanal Inspirasi untuk seluruh Satkar di daerah,
sasarannya untuk seluruh usia. Jadi programnya juga mulai dari Tanam Kanak
Kanak sampai Orang Tua. Macam macam
acaranya seperti siaran Dialog, Talkshow, Request, Monolog, Running Lagu,
Program untuk Ibu Rumah Tangga, Pelaku UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Budaya.”
Jelas Sarah panjang lebar.
Kucoba mengklik
apa yang dikatakan Sarah, terdengar siaran yang dimaksud, cukup jelas dan
jernih. Ternyata tidak program itu saja, ada juga RRI NET. Ini pun ku klik. RRI
NET ini kita bisa menonton orang yang lagi siaran di studio, tetapi ini khusus
RRI tipe B dan Tipe C yang dirasa mumpuni dan ditunjuk langsung oleh Direktorat
Program dan Produksi. Siaran ini dapat di tonton di TV Kabel seperti
Indovision.
Ada lagi RRI
MAGAZINE di download juga di iPhone store dan Android, buat baca baca tulisan
Reporter. Senin (17/6) lalu kesempatan ke Studio RRI Batam di lantai 3A gedung
Graha Pena Batam center, bincang dengan Nurul Mahfud, dalam waktu yang sama ada
pertemuan antara Kadis Pendidikan Provinsi dengan Badan Musyawarah Perguruan
Swasta (BMPS) dan juga Ombusmen, beserta FKKS Kepri. Ulasan Mahfud dapat
dilihat disitu.
Jadi ada pro.1
ada pro.2 , pro.3 dan pro.4. Pro.4 itu Pusat Kebudayaan.
“Jadi Por.1 itu
diibaratkan Gado Gado, Pro. 2 itu ya kayak makanan Barat wesrtern food, Pro. 3
itu Kripik Pedas dan Pro. 4 itu Nenek Moyang.” Ujar Sarah menganalogikan
Programa yang ada dimasing masing program di RRI yang ada sekarang.
Jadi ingat tahun
1950 an di Medan, rumah kami tak jauh dari lokasi RRI Nusantara Tiga Medan,
pemancar RRI itu terletak di jalan raya arah ke Binjei di sekitar kilometer
lima Sei Sikambing, radius sekian kilometer kami disuruh waspada. RRI adalah
objek yang paling vital dimasa terjadi pemberontakan, Indonesia yang baru
merdeka, di Sumatera Utara pun terjadi Permesta. Bom tak terduga diantisipasi. Dan RRI adalah sasarannya.
Aku yang masih
usia Taman Kanak Kanak, sangat senagng mendengarkan acara Indira Garini, rasanya senang sekali dapat
tampil di studio radio itu. Mendengarkan siaran RRI di tahun 60 an tidaklah
mudah, sedikit penduduk yang punya pesawat penerima siaran ini. Radio saat itu
lumayan besar tampilannya, yang tidak kalah antena penerima siaran itu, lumayan
panjang dan tinggi dengan lengkungan batang bambu, sebagai tiang antenanya.
Alat alat didalam masih tabung tabung yang menyala. Tak lama setelah itu di
pasar sudah mulai dijual radio transistor, kakak yang membeli Radio merk Sinar
warna biru merk Sinar satu band SW (Shot Wave) gelombang pendek.
Kalau sudah acara
Sandiwara di udara, Radio kami acap
berkumpul tak jauh dari radio itu. Medan waktu itu masuk wilayah Nusantara Tiga,
setelah Jakarta, Bandung, Medan agaknya yang ke tiga, karena penyiarnya selalu
mengatakan anda masih besama Radio Republik Indonesia Nusantara Tiga Medan.
Tetapi sekarang Medan masuk Nusantara XVI. Aceh malah Nusantara XVII.
“Medan
sekarang Nusantara XVI, dan Aceh itu Nusantara XVII, urutan nomornya dari Timur
ke Barat.” Ujar Nurul Mahfud, salah seorang reporter RRI Batam.
Jadi banyak
sekali program yang di laksanakan oleh RRI ada siaran luar negeri, yang ini
khusus di Jakarta sana. Tetapi kita dapat mengaksesnya. Sementara RRI Batam
dapat di akses melalui frequency FM 105.1 Mhz untuk Pro. 1 dan frequency FM
105.5 Mhz untuk Pro.2 serta Siaran Relay
di FM 90.9 Mhz Pro. 3. Dan Batam meskipun berbatasan dengan luar negeri dan
siarannya dapat di dengar di Singapura dan Malaysia masuk tipe C.
“Siaran dari
Batam dapat didengar di luar negeri itu namanya jangkauan siaran atau Covered,
belum ada kerja sama antara stasiun masing masing. Dan itu harus G to G.” Jelas
Sarah.
Jadi kepengen
lagi dengerin siaran Radio Republik Indonesia ini, karena dapat diakses melalui
Android, ada RRI GO PLY lagi, jadi yakin lah motto RRI SEKALI DI UDARA TETAP DI
UDARA.
Selamat Dirgahayu
RRI 11 September 2019. Masih berapa bulan lagi ya.....