Islam di Laos: Duaratus Ribu Kali Anda Ucap Salam Hanya Satu Yang Menjawab

Perbatasan Chiang Rai Thailand dengan Luang Prabang Laos
Dari sepuluh negara di Asia Tenggara, Laos adalah negara terkecil populasi muslimnya. Seorang teman pernah berkata : Bila anda mengucapkan salam di Laos, dari duaratus ribu kali, hanya seorang yang menjawabnya. Kira kira begitulah perbandingan Islam di Laos. Penduduk Laos sekitar 7 juta jiwa.

Laos, negeri yang tidak punya akses ke laut ini dibagi menjadi 16 provinsi (khoueng), 1 kotapraja* (kampheng nakhon), dan 1 daerah khusus** (khetphiset):

  1. Attapu, 
  2. Bokeo
  3. Borikhamxay
  4. Champassack
  5. Houaphan
  6. Khammouane
  7. Louang Namtha
  8. Louangphabang
  9. Oudomxay
  10. Phongsaly
  11. Saravane
  12. Savannakhet
  13. Vientiane *
  14. Provinsi Vientiane
  15. Xaignabouli
  16. Saysomboun **
  17. Xekong
  18. Xiangkhoang
Vientiane sebagai ibukota negara, salah satu dari lima negara komunis di dunia. Di ibukota negara itu terdapat dua buah masjid, satu masjid Kamboja demikian orang sana menyebutnya, karena memang didirikan komunitas orang Islam dari Kamboja yang bermigrasi kesana. Di Masjid yang tidak begitu besar untuk ukuran sebuah negara, disitulah staf kedutaan negara sahabat yang beragam Islam melaksanakan shalat jumat.

Vientiane berbatasan langsung dengan Thailand, negara ini mempunyai 18 provinsi beberapa provinsi banyak yang berbatasan dengan dua negara malah ada yang berbatas dengan tiga negara.
Salah satu provinsinya berbatasan dengan Myanmar dan Thailand terkenal dengan daerah Golden Trangle penghasil opium terbesar di dunia pada masanya KhunSa.

Diperbatasan tiga negara itu, Laos, Myanmar dan Thailand, di Tachilek kota di Timur Myanmar banyak bermukim orang Islam, demikian pula dari sebelah Thailand Utara di Mae Sai misalnya komunitas muslim memiliki Restoran, Hotel dan Bank Islam. Tidak demikian dengan di Laos.

Di Luang Prabang, ada ratusan pekerja muslim dari Indonesia dan negara lain yang bekerja di tambang emas, tetapi belum ada masjid disana, hanya berapa orang muslim asal Pakistan yang bermukim di Luang Prabang, membuka restoran berjualan makanan.

Seorang lelaki pendatang asal Malaysia menikah dengan gadis tempatan, dan sepertinya baru itu keluarga orang asli Laos yang memeluk Islam. Andy demikian nama teman itu, usaha restoran Halal, dan Penginapan Home stay di Luang Prabang.

"Pak bantulah kami mendirikan masjid di Luang Prabang" harap Andy saat kami tiba di Homestay yang diusahakannya. Sekarang ada delapan keluarga orang bukit yang sudah memeluk Islam tambahnya lagi.

Negara kecil ketiga di Asia Tenggara ini setelah Brunei dan Singapura, baru merdeka dari Prancis tahun 1953 ini mulai terbuka kepada dunia luar sejak 2004, meskipun demikian rekan rekan pendakwah dari luar negara tidak mudah mendapatkan akses untuk berdakwah. Hal ini kami alami setiap kesana selalu diawasi.

"Sekarang sudah ada jembatan persahabatan antara Laos dan Myanmar pak" tulis Andy melalui watshap kepadaku. Jembatan Persahabatan dua negara ini memudahkan hubungan darat ke Laos. Awal tahun 2017 lepas kami dari Chiang Rai ke Luang Prabang melalui satu Bridge Friendship yang baru diresmikan, diperbatasan kedua negara itu beberapa penduduk bukit ada yang beragama Islam.

"Perjalanan dari Luang Prabang kesana sekitar 6 jam" jelas Andy, yang selalu berkomunikasi denganku melalui medsos. Meskipun pernah melalui Chiang Rai Thailand ke Luang Prabang Laos, kampung bukit yang ada penduduknya Islam itu bukan jalan yang dilalui, masih masuk provinsi lainnya.

Ada seorang pendakwa dari Thailand disana yang berasal dari Nongkhai, tetapi informasi terakhir sudah tidak berada disana lagi, kesulitan ekonomi. Penduduk disana sungguh sungguh teramat miskin, ujar ustadz Khosim dari Malaysia, rekan yang selalu bersama kami kepedalaman Thailand.

Pengetahuan Islam mereka hanya setakat mengucap duakalimat Syahadat, mereka datang ke sana sama seperti kedatangan orang - orang Kamboja ke Vientiane saat pembantain jutaan orang Islam di Kamboja oleh Pol Pot.