Mengunjungi Makam Penyair Terkemuka/Pahlawan Nasional Amir Hamzah Korban Revolusi Sosial 1946 Di Langkat Indonesia


Foto Imbalo Iman Sakti.Dari Brastagi tengah hari itu awal Mei 2018 kami berangkat menuju Medan, rencana semua hendak menuju Langkat Tanjung Pura, kami putuskan bermalam di Medan, kami sengaja menginap di Hotel Madani jalan Sisingamangaraja/Amaliun, hotel syariah pertama di Kota Medan ini persis terletak di depan Masjid Raya Medan Masjid Mahsun, tak jauh dari Istana Sultan Deli. 


Program kami Minal Masjid Ilal Masjid bersama rekan dari Sabah Malaysia, mengunjungi Masjid Masjid di Kota yang kami lalui, malam itu kami sholat Isya jamak Takhir di Masjid yang dibangun tahun 1906 ini masih indah berdiri.

Keesokan harinya selepas sarapan pagi kami menuju Langkat Tanjung Pura, melalui Kota Binjai dan Ibukota Kabupaten Langkat Stabat, menjelang zuhur kami tiba, dihalaman masjid Azizi. Masjid Azizi arsitekturnya seperti Masjid Raya Medan dan Masjid Baiturrahman Banda Aceh. Sholat jamak Zuhur berjamaah kami lanjutkan sholat Ashar jamak Takdim. Alhamdulillah kembali kami menikmati keindahan Masjid Azizi yang dibangun lebih awal dari Masjid Raya Medan, Masjid Kesultanan Langkat ini dibangun tahun 1902.

Persis di depan Masjid berbatas pagar terletak komplek makam, salah satunya makam Tengku Amir Hamzah. Dalam pergolakan sosial sedang berlanjut tanggal  08 Maret 1946. Dimana pada saat itu Sultan Bilah dan Sultan Langkat ditangkap lalu dibunuh.
Berita yang paling ironis lagi adalah pemerkosaan dua orang putri Sultan Langkat pada malam jatuhnya istana tersebut, pada 9 Maret 1946 dan dieksekusinya penyair terkemuka, Tengku Amir Hamzah. baca : https://id.wikipedia.org/wiki/Amir_Hamzah.

Konon meskipun pemerkosa ditangkap dan dibunuh, namun revolusi telah melenceng jauh. Pergerakan itu begitu cepat menjalar keseluruh pelosok daerah Sumatera timur oleh para aktivitis PKI, PNI dan Persindo.  Tidak di langkat saja di Binjai dan Stabat Tengku Kamil dan Pangeran Stabat ditangkap bersama beberapa orang pengawalnya, termasuk isteri-isteri mereka ditawan ditempat terpisah. Hal ini tidak terjadi di negara tetangga kita di Malaysia, ada hubungan kerabat antara Kesultanan Langkat dengan Kesultanan Kedah.  

Kami tidak bisa mengunjungi Istana Kesultanan Langkat karena tidak berbekas, sementara Istana Kesultanan Deli masih terpelihar dengan baik hingga kini. Kami tinggal Makam Penyair Angkatan Pujangga Baru bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetra, lahir di Langkat Tanjung Pura, Sumatera Timur Hindia Belanda, 28 Februari 1911, meninggal di Kwala Begumit, Binjai, Langkat, Indonesia, 20 Maret 1946, dalam usia 34 tahun.
Pada tahun 1975 Ia dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Doa kami untukmu pahlawanku, semoag amal kebajikanmu diterima disisi Allah Subhanahuwataala.
Kami tinggalkan makam sunyi itu, kami menuju Kuala Besilam Kecamatan Padang Tualang.