Jejak Islam Di Gunung Sinabung : Masjid Ini Terpaksa Ditinggal Jamaahnya.


Foto Imbalo Iman Sakti.Terletak persis di kaki Gunung Sinabung tepatnya di Desa Guruh Kinayan, Kabupaten Karo. Desa subur tempat laluan para pendaki yang ingin menaklukkan puncak Gunung tertinggi di Sumatera Utara itu, Masjid ini berdiri kokoh, dengan menara masjid terlihat lebih tinggi dari bangunan lain yang ada di kampung itu. 


Guru Kinayan terkadang tertulis Gurukinayan adalah salah satu cabang (sub-) marga Sembiring, yaitu salah satu dari lima induk marga pada Suku Karo. 
Entah ada hubungannya dengan Guru Patimpus yang juga bermarga Sembiring, Guru yang sangat taat menjalankan ajaran agamanya Islam itu adalah pendiri Kota Medan.

Kampung itu kini sepi sebagian daerahnya masih ditumbuhi pepohonan dan rumput hijau yang tidak terkena debu panas, sebagian nya kering kerontang bekas terkena luapan lahar telusan gunung. Aliran lava dingin mengalirkan ribuan bebatuan dan pasir membelah desa itu.
Kini ratusan truk setiap hari mengangkuti pasir dan bebatuan itu menjadi komoditas yang dibawa ke Medan dan wilayah sekitarnya.

Sejak Agustus 2010  Gunung Vulkanik ini tak henti hentinya erupsi, jedah beberapa tahun meletus lagi, kampung itu harus dikosongkan, larangan masuk zona merah diberlakukan, mengungsilah semua penduduk, tinggallah Masjid itu kesendiriannya. Padahal bulan Juli tahun 2014 masjid An Narar ini baru direnovasi oleh Bank Mandiri Club BPZIS. Mungkin setelah agak jedah tak erupsi lagi beberapa tahun, mereka renovasi masjid itu.  
Foto Imbalo Iman Sakti.Sebagian kusen pintu dan jendela sudah ada yang membongkarnya, demikian pula flapond, jalanan masuk ke areal masjid itu sudah ditumbuhi semak belukar, persis sama dengan bangunan rumah penduduk yang lain. 

ar 47 tahun yang lalu masjid ini hanya berupa surau kecil, saat rombongan kami hendak mendaki gunung Desa Guru Kinayan harus dilalui dan di Masjid ini kami melaksanakan shalat jamak berjamaah, selepas Isya berangkat. Sekit
Masjidun Nahar Dirsmikan pada tanggal  3-1 - 1410 Hijrah bertepatan dengan tanggal 6 - 8 - 1989 Masehi ini adalah Wakaf dari  Keluarga Haji Muhammad Arbie sebagai mana tertulis batu prasasti yang terletak dipintu masuk masjid yang pintunya masih terpasang. Menara bagian atasnya sudah  terpotong, namun kubah bangunan utama masjid itu masih utuh, sedikit berkarat dan berlobang lobang.
Entah bila kampung ini akan berpenghuni kembali, konon kabarnya penduduk tak boleh lagi bermukim disitu, tetapi terlihat penduduk masih juga terus berdatangan menanam sayuran, memetik buah kopi dan jagung, serta mengangkati sisa sisa material. 

Guru Kinayan "Gurki" orang sana menyebutnya, banyak melahirkan orang orang sukses dan terkenal berasal dari Guru Kinayan.