Dari Perjalanan Wisata Minal Masjid Ilal Masjid : Antara Kabanjahe Dan Brastagi


Foto Imbalo Iman Sakti.Petang itu awal bulan Mei 2018 kami tiba di Kabanjahe, selepas parkir kenderaan di halaman masjid yang terletak ditengah kota Kabanjahe itu, azan sholat Ashar berkumandang. 

Sengaja hendak sholat jamak takhir di Masjid Agung Kabanjahe, kami berangkat sebelum zuhur dari Pangururan Kabupaten Samosir Parapat, melalui Tele, Dolok Sanggul, lama perjalanan sekitar 3 jam, tiba di Kabanjahe Kabupaten Tanah Karo.

Ibukota Kabupaten Tanah Karo adalah Kabanjahe, kota ini bersih, udara di kota itu tidak terlalu sejuk meskipun terletak diketinggian, kami cari penginapan disekitar masjid. Pengurus masjidnya ramah, dan menyarankan nginap di Brastagi saja, toh tidak terlalu jauh antara Kabanjahe dengan Brastagi hanya beberapa menit saja. Restoran makanan halalpun lebih banyak pilihan, ujar pengurus masjid itu kepada kami.

Sesuai rencana esok pagi harinya hendak ke Gunung Sinabung dari Kabanjahe jadinya dari Brastagi. Di Brastagi banyak penginapan, dari hotel berbintang, hingga homestay memenuhi kota itu, memasuki kota dari arah Kabanjahe, jalanan sempit masih seperti dulu, di simpang tiga kota itu berdiri sebuah Gereja. Hanya sebuah masjid kecil terletak dibelakang toko toko di tengah kota, masjid perjuangan yang tertulis didirikan tahun 1925 itu tidak bisa parkir kenderaan roda empat, tempatnya agak menjorok ke tebing miring. Distulah kami sholat Magrib dan Isya berjamaah.
Sementara Masjid Raya Brastagi agak masuk ke dalam arah ke bukit Gundaling jauh dari kota, kami sholat Subuh di masjid itu. sesuai program kami dengan rekan dari Sabah Malaysia yaitu "Minal Masjid Ilal Masjid". Jauh dari pemukiman, kami tidak bertemu dengan pengurus masjidnya. 

Brastagi tidak banyak berubah, jalanan masih seperti dulu, kiri kanan banyak semak belukar, namun kotoran kuda sudah tidak terlihat lagi, kuda kuda tunggangan yang bisa disewa untuk keliling kota dipasangi kantong seperti pempes dibawah ekornya.

Pasar tempat jual buah masih seperti dulu, anehnya pasar buah ini juga menjual pakaian, dan untuk parkir harus sabar, dan kami parkir mengikut kenderaan lain dipinggir jalan, membuat jalanan sempit itu bertambah macet.

Malam itu kami makan di warung tenda di pinggir jalan, yang jual orang dari Jawa, malam itu bertemu dengan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tanah Karo ustadz Tanjung, banyak yang kami ceritakan, antaranya mereka para ANS tinggal di Brastagi bekerja di Kabanjahe. 

Malam itu kami menginap agak keluar kota arah Hotel Sinabung Hill di Homestay Singgasana Aceh Karo jalan Kolam Renang, dua kamar besar dengan kamar mandi air panas tentu tanpa ac karena udara cukup dingin, hanya duartus ribu rupiah. Kamar itu muat untuk sepuluh orang.

Kebersihan dan jalanan memang lebih tertib di Kabanjahe, jalanan lebar dan mungkin karena ibukota Kabupaten dibandingkan Brastagi.
Tetapi untuk makan dan menginap memang lebih menarik bermalam di Brastagi.