Nikmatnya Bubur Sup Khas Melayu Deli Dimakan Dengan Anyang Pakis Di Bulan Ramadhan


Foto Imbalo Iman Sakti.Bubur itu adanya di bulan Ramadhan seperti saat ini, disajikan di Masjid Raya Medan, Masjid Mahsun yang terletak di Jalan Sisingamangaraja. Sangat diminati masyarakat kota Medan ataupun orang dari luar yang penasaran dengan cita rasa bubur khas Melayu Deli ini.


Maston Marpaung, sengaja datang ke Masjid yang terletak tidak begitu jauh dari Istana Sultan Deli, untuk menikmati bubur sup khas Melayu Deli itu. 
"Dimakan ditempat, boleh juga dibawa pulang wak" tulis pria 20an tahun kelahiran Asahan yang baru menikahi gadis asal Langkat itu, dalam WA nya.
"Sudah 60 tahunan tradisi memasak bubur seperti itu dilaksanakan, awalnya dulu merupakan sedekah pribadi Sultan Deli, tetapi belakangan ini sudah terbuka untuk siapa sajayang ingin menjadi donatur" Jelas Pak Darlis juru masak, sembari menjelaskan bahwa proses pembuatannya memakan waktu sekitar 3 jam, karenanya panitia mulai memasak sekitar pukul dua selepas zuhur dan mulai dibagikan setelah ashar.
Foto Imbalo Iman Sakti.
Konon Bubur yang sama juga dibuat di Masjid Stabat Kabupaten Langkat, tetapi berbeda sedikit cita rasanya, ada yang menyebut bubur pedas.
Di Majsid Mahsun tidak kurang 900 - 1.000 porsi setiap hari panitia menyediakan untuk masyarakat yang ingin berbuka dilingkungan masjid.
Bubur sup ini juga biasanya dicampur dengan Anyang, dalam sehari membutuhkan bahan-bahan sekitar 30 kilogram beras dan 10 kilogram daging berikut wortel dan rempah2 lainnya.

Anyang itu seperti urap, tetapi sayurnya dari pakis atau paku. sayuran ini banyak tumbuh di bawah pohon karet di Kabupaten Langkat dan sekitarnya, di Batam sayuran ini sulit dijumpai, sesulit orang yang mau membuat bubur Khas Melayu, meskipun Batam adalah negeri Melayu.
Agaknya Ramadhan depan kita usulkan Masjid Raya Batam buat bubur khas Melayu Riau, InsyaAllah.