Masjid Joon Mandalay |
Bahkan bukan di Thailand bagian selatan saja sampai mendekati perbatasan Bangkok Thailand Tengah masih ketat penjagaan. Menjelang Utara Thailandpun masih ada pemeriksaan penumpang oleh tentara yang berjaga. Disinyalir masuknya pendatang dari Burma. Acap pasport kita diperiksa.
Sepanjang Jalan dari Myityina hingga ke Yangon tak sekalipun bus kami berhenti untuk diperiksa oleh petugas seperti di Thailand.
Saya pernah dari Airport Kota Cotabatu Mindanao Piliphina Selatan keluar dari areal airport, tentara sudah siap berjaga. Dan dibeberapa tempat ada pemeriksaan kenderaan. Tentara dari Amerika banyak berseliwaran di kota terbesar di Piliphina Selatan itu.
Jembatan di Myitkyina |
Di Myitkyina yang dijaga petugas hanya diujung Jembatan, Jembatan menghubungkan Myitkyina Timur dengan Myitkyina Barat, Jembatan terbesar dan terpanjang di Provinsi paling Utara Burma itu, satu proyek vital, seperti proyek vital pada umumnya di Indonesia.
Itulah mengapa kuputuskan melalui darat dengan Bus pulang dari Myitkyina ke Yangon. Berangkat pukul 13.00 tiba di Yangon pukul 11.00 keesokanharinya lebih seribu kilometer, jalanan mulus, pemandangan yang indah. Kondektur Bus yang ramah, dimana tidak amannya gumamku dalam hati.
Tiba di Yangon engan selamat, tak kurang suatu apapun, aku menginap di Hotel dekat masjid Sunti masjid kedua terbesar di Yangon, alamat hotel itu kudapat melalui situs online. di 30th street Down Town, disitu banyak menjual makanan halal dan banyak masjid berdekatan.
Temanku masih di Mandalay, Abdullah asal Kedah Malaysia yang bersamaku ke Burma hanya diizinkan oleh keluarganya sampai di Mandalay saja. "Saya tidak izinkan dia ke Myitkyina." ujar abang iparnya yang bekerja di Yangon saat kami berjumpa.
Mahasiswa AlAzhar Cairo Mesir jurusan Kedokteran ini, sebenarnya sangat kuharapkan bisa ikut ke Myitkyina, bahasanya Inggrisnya bagus demikian pula bahasa Arabnya. Keesokan harinya Abdullah tiba di Yangon, kembali kami satu hotel lagi.
Jadwal bertemu dengan Mufti Yangon, telah disiapkan oleh Chit Ko Ko, Chit Ko Ko adalah Executive Direktur Myittar Resource Foundation (MRF). Pernah menjadi tamu Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, dapat berbahasa melayu sedikit, kendala bahasa dapat diatasi oleh Abdullah.
Dia menjemput kami di hotel, dengan mobil bersama seorang staff MRF. Sewaktu kami tiba di Yangon dari Kuala Lumpur tidak berjumpa Chit Ko Ko, saat itu ia masih berada di Sittwe, ibukota negara bagian Rakhin. Chit Ko Ko nama Burma nama Islamnya Muhammad Nasir ini, mengajak kami ke Sekolah Islam khusus Perempuan. Zeenat Girls School Center, yang terletak di No (455-B), Theinphyu Road Yangon.
Sekolah Perempuan Muslim ini dibangun oleh seorang Dermawan Perempuan orang Burma yang gambarnya terpampang di dinding sekolah yang sudah kelihatan sagkat ngat tua, dak flapondnya sudah terlihat rangka besinya, kelihatan sudah tidak layak pakai lagi. Dan siswanya memang sudah diungsikan ketempat lain, gedung sekolah yang didirikan jauh sebelum Burma merdeka lagi.
Burma sebelum merdeka adalah salah satu wilayah jajahan Inggris, dan negara itu hanya berupa wilayah setingkat Gubernur, mungkin seperti Indonesia dulu sewaktu dijajah Belanda yang memerintah hanya Gubernur perwakilan penjajah. Ya kayak Gubernur Deandeles kali ya.
Dikota Yangon sendiri puluhan masjid masjid tua berdiri, bahkan yang sudah ratusan tahun usianya setua kota Yangon itu sendiri. Jadi sudah ada jauh sebelum penjajah Ingris datang menjajah. Seperti di Myitkyina sana, masjid sejak zaman Dinasti Qing pun masih berdiri.
Disebelah hotel kami menginap, ada beberapa kuil, yang setiap saat selalu terdengar suara puji pujian dengan bahasa setempat, memakai pengeras suara, terdengar mulai dari magrib hingga mata ini terpejam suara itu masih terus berkumandang, tidak sama hal nya suara azan dari masjid yang berada di seluruh Yangon.
Begitu pula dengan warna cat, tidak terlihat masjid yang cat nya baru, tetapi rumah ibadah lain itu tampak berseri warna catnya baru. Hal ini hampir diseluruh Burma. Satu masjid yang baru di bangun adalah masjid di komplek sekolah International Indonesia Yangon. iis.-