Mengunjungi Makam Megat Sri Rama Laksamana Bintan di Bukit Batu Pulau Bintan

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan luar ruangan




Sultan Mahmud Mangkat Dijulang, peristiwa bersejarah ini melibatkan Dang Anum Isteri Megat Sri Rama. Perempuan muda cantik itu mati dibunuh.   
Dang Anum sudah meminta maaf kepada Sultan, mencoba menjelaskan bahwa dorongan janin yang didalam kandungannya, teringin nak memakan nangka. Semula sang Sultan mahfum adanya, Tetapi Tun Bija Ali mempengaruhi Sultan, untuk membelah perut Dang Anum, untuk memastikan apakah betul anak dalam kandungan itu ingin makan buah nangka. Dendam jahat Tun Bija Ali ini mempengarui Sultan dipengarui karena kecewa dengan Dang Anum yang tak membalas cintanya, Dang Anum lebih memilih Megat Sri Rama. 

Dari situ dimulai, kisah Sultan Mahmud Mangkat Dijulang, menurut si empunya cerita, Sultan tak mempunyai Zuriat. Dalam peristiwa itu, Sultan Mahmud mangkat Laksamana Bintan pun mangkat. Saling tikam di hari Jumat.  

Gambar mungkin berisi: tanaman, pohon, luar ruangan dan alamSabtu 12 Januari 2019 lepas kami ke Gunung Bintan,  dari Telaga Punggur Batam naik boat laju , seharga 52.500,- seorang.  Tiba di Tanjung Uban, sekitar 15 menit perjalanan, disitu telah menunggu Hidayat pemuda keturunan Iranun yang sengaja memang ingin kami jumpai. Jalanan mulus tidak terlalu lebar dengan Inova sewa kami telusuri lereng bukit Bintan, tiba di Bukit Batu, komplek makam, tertulis salah satu nama Makam Megat Sri Rama. Nama ini adalah nama lain dari Laksamana Bintan. Suami kepada Dang Anum.

Ada enam kubur dipemakaman itu dalam satu tempat, dan banyak pula kubur yang lain disekitarnya. Termasuk Kubur Hang Tuah. 
Terletak di Bukit Batu, tapak bekas istana, istana para putri putri Raja Melayu di sembunyikan saat perang berkobar antara Penjajah dengan Kesultanan Johor Riau Lingga dan Pahang.

Tak ada nama tertera pada batu nisan yang mana satu kubur Megat Sri Rama itu, masih terawat dengan baik meskipun sekelilingnya semak belukar. Bukit Batu dikelilingi jalanan berbouksit bisa kenderaan roda empat masuk di ujung Tenggara dari bukit itu ada pelantar Sungai Duyung yang masih baik dan dapat dipergunakan, dari dan ke situlah dahulu perahu perahu hilir mudik antara Bintan dan Semenanjung. Antara Istana Bukit Hinggap Kota Tinggi dengan Istana Bukit Batu Bintan.

Gambar mungkin berisi: luar ruanganSumpah tujuh keturunan orang orang Bintan tak boleh menjejakkan kaki di Kota Tinggi Johor.Masihkah Sumpah Muntah Darah Tujuh Turunan Itu Berlaku??
Peristiwa ini berlaku sejak tahun 1697 silam, nyaris empt ratus silam. Bahkan soal Makam Laksamana Bintan ini pun masih kontroversi, orang Kota Tinggi menyebut makam sang Laksamana ini di Kota Tinggi, tempat sumpahan yang hingga kini masih di tabukan zuriat orang orang Gunung Bintan. Sementara zuriat Laksamana Bintan mengatakan bahwa jenazah sang Lasamana dibawa ke tempat kelahirannya di Bukit Batu Bintan. 

Bagaimana mungkin jenanzah sang Laksamanan ada di Kota Tinggi Johor Malaysia sekarang, sementara kami disumpah muntah darah, bila nak datang ziarah kesana. Konon jenazah itu dibawa segera selepas Laksamana tewas bertikam. 

Menurut Teja Alhadad Sangkejora, sastrawan Kepulauan Riau yang kami temui, soal dua makam kembar seperti kasus Laksamana Bintan atau Megat Sri Rama ini acap berlaku di Nusantara.
Tetapi sekarang tak lah begitu susah nak membuktikan kesahihan ada test DNA yang boleh dilakukan. Yang jadi pertanyaan apakah perlu?.....