Ramadhan di Masjid Jabal Arafah Batam.


Gambar mungkin berisi: Raja Amirullah, duduk 

Parkiran kenderaan sudah hampir penuh, didekat pelataran parkir kenderaan roda tempat itu terpasang tikar dibawah tenda, beberapa kelompok keluarga sedang menyantap makanan. Di dekat pintu masih menumpuk mangkuk mangkuk berisi kolak.
  
“Masih ada tu perbukanya, apa ya?.” Ujar Usman Jailani putraku nomor tiga.
“Ambillah dua, mau coba rasanya.” Kata ku. Mangkok tertutup dari plastik sejenis tafel wer itu berpindah ke tangan Usman. 
Dari rumah kami sengaja berbuka terlebih dahulu, setelah itu baru ke Masjid Jabal Arafah Arafah, sengaja memang hari kedua Ramadhan tahun 1440 H ini hendak salat Taraweh di Masjid yang terletak di puncak Bukit Nagoya itu. Wah enak sekali kolak pisangnya, ada potongan ubu kayu dan ubi rambat, ada juga kolang kaling, terasa asin dan manis kuah santan dan gula merahnya.  

“Masjid tidak menyediakan makanan berupa nasi.” Ujar Bambang Wiyantoro salah seorang pengurus Masjid Jabal Arafah yang sengaja kami temui. Terlihat juga dibeberapa sudut ruangan orang orang makan sepertinya membawa bekal sendiri sebelumnya sengaja untuk di makan setelah berbuka.

“Tapi nanti sepuluh hari terakhir ramadhan, untuk orang makan sahur yang iktikaf disediakan makanan.” Ujar Bambang Lagi.  “Tetapi kalau ada yang mau sumbang nasi, kami siap menerimanya untuk dibagikan lagi kepada jamaah. Biasanya kami letakkan ditempat penitipan barang, tidak ditelakkan disana, pangalaman tahun tahun lalu jamaah pada rebutan.”  tambahnya lagi.

Gambar mungkin berisi: 2 orang, termasuk Andi James, orang duduk

Anggarannya sekitar 60 juta rupiah disiapkan untuk sekitar 300 orang jamaah seperti tahun lalu.  Ya dananya dari Kas Yayasan dan donatur masyarakat. Tidak kurang 400 juta rupiah yang mereka anggarkan untuk acara berbuka dan makan sahur bersama di Masjid yang punya tower, dari puncaknya dapat melihat pemandangan sekeliling kota Batam. Tower Masjid itu tidak hanya befungsi sebagai mempercantik dan meperlengkap  bangunan masjid,  apalagi sekedar tempat meletakkan speaker saja. Dari tower masjid ini pun dapat menghasilkan uang. 

Masjid Jabal Arafah ini terletak di tengah kota Batam, pusat perbelanjaan, bangunannya belum lagi selesai sudah dipakai untuk salat, berdampingan dengan sebuah mall yang cukup besar dan ramai di Batam,  bila terdengar azan dari masjid itu kita masih sempat salat berjamaah, karena Masjid yang pembinanya ini Asman Abnur Mantan Menteri Aparatur Negara Kabinet Jokowi itu memberi batas waktu 10 menit setelah azan dikumandangkan, baru salat dilaksanakan.
Satu dari sekian tempat kunjungan di Batam, masjid Jabal Arafah acap dikunjungi wisatawan baik lokal maupun manca negara. 

“Jadi sekarang dikelolah secara profeional.” Ujar Bembeng nama akrab pria 60 an tahu ini menjelaskan. Pembinanya pak Asman Abnur, ada semacam CEO nya pak Buralimar.
“Pak Buralimar, Kadis Pariwisata itu.” Ujar Bembeng lagi. Dan ianya kebagian tugas sebagi Manager Lapangan. Di masjid itu ada Lembaga Amil Zakat Masjid, ada Kantin, ada toko toko menjual pakaian dan baju muslim dan pernak pernik lainnya. Semua nanti pakai eskalator untuk ketingkat yang lebih atas. Masjid inipun menyediakan ruangan yang dapat dipakai untuk pertemuan seperti pesta perkawinan. jadi ada beberapa divis lain, yang diurus manajer masing masing.

“ Ya seperti mengelola Hotel bintang lima.” Ujar Bembeng lagi.
Masjid ini memang tertata indah, taman bunga dan kolam ikannya bentuk serta desain bangunannya, bersih terutama tempat wuduknya. Pantaslah jadi ikon Kota Batam. Suara azan salat isya berkumandang, kami akhiri perbincangan kami, dengan sang manager Masjid Jabal Arafah, dia bergegas berdiri memantau para jamaah yang terus berdatangan,  mengatur shap shap, agar jamaah beribadah nyaman dan selesa, terlihat ia menggeser pembatas jamaah, karena masjid ini belum selesai seluruhnya jamaah wanita yang selepas wuduk harus melalui barisan jamaah lelaki. Sepertinya masjid inipun tahun depan tak mampu lagi menampung jamaah. 

Selamat bertugas mas Bembeng dan kawan lainnya, semoga amal ibadahmu dicatat Allah Subhanahuwataala.