Bang Muchtar dan Kak Mawar Mantu


"Jangan tak datang ya Im " kata bang Utai kepadaku saat mengantarkan undangan pernikahan anaknya yang rencanakan dilaksakan hari Sabtu (20/12) .
Bang Utai atau Muchtar nama sebenarnya tetapi dia dipanggil Utai, pria asal Medan ini dah hampir 35 tahun bermastautin di Batam, selasa ((16/12) dia datang ke rumahku khusus mengantarkan undangan pernikahan itu, manalah mungkin aku tak datang.

Jadilah hari Sabtu itu aku kerumah bang Utai menghadiri resepsi pernikahan anaknya, " Puas sudah hati, si Idai nih menikah" celetuk kak Mawar , karena Idai anak lelakinya ini dah berumur 35 tahun, adik-adiknya dah menikah semua.

"Orang mana menantu ni kak" tanyaku kepada kak Mawar, kak Mawar ni dah ku kenal hampir 35 tahun lalu, kami sama - sama kerja dengan bang Utai suaminya di PT Kurnia Dwi Putra, dia menjadi kepala Mekanik disitu, aku pula dibagian listrik, jadi kalau ada traktor yang tak bisa start kalau dynamonya rusak bang Utai lemparkan kepadaku. Baik itu dynamo charge atau pun dynamo start.

"Orang Sumbawa, itu besan yang duduk di depan tu, dari Tanjung Pinang" kata kak Mawar menjawab pertanyaanku, "Kerja di Rumah Sakit Budi Kemulian" tambahnya lagi menerangkan kalau menantu perempuannya ini bekerja disitu, si Idai senyum-senyum melihatku dan mendengarkan celoteh kak Mawar, aku tak tahu apakah dia masih ingat 30 tahun yang lalu saat merengek-rengek minta dibelikan sesuatu saat masih kecil.

Kak Mawar dan bang Utai adalah pasangan suami isteri awal dulu datang ke Batam, jarang pasangan seperti mereka di awal tahun 70 an sudah berada di Batam membawa anak-anaknya.

Dibawah si Idai anak-anak kak Mawar dan bang Muchtar lahir di Batam seperti si Muchlis yang selalu lengket kepadaku. Aku acap ke barak bang Utai, apalagi kalau bukan minta makan dan lauk, maklum masih bujangan, karena kak Mawar ni pandai memasak, terutama tauco Medan dan memang seleraku.

Di Medan mereka tinggal di Jalan Amaliun , orang Medan pasti tahu dengan sate Memeng, pengelola sate Memeng yang di Medan adalah masih kerabat mereka. Lama tak bersua dengan kak Mawar dan bang Muchtar karena memang masing-masing sibuk, apalagi setelah perusahaan tempat kami kerja dah gulung tikar. Tetapi sekali sekali bertemu ya di tempat seperti ini, kalau ada pesta pernikahan atau di tempat kematian.

"Itu anakmu yang dulu" kata bang Utai saat kutanya di mana si Ulis (Muchlis), Si Muchlis pun mendekat menyalamiku. Muchlis senyum -senyum saja agaknya dia lupa-lupa ingat lebih banyak lupa dari ingat. "Anakmu" maksud bang Utai adalah karena begitu lekatnya Ulis kepadaku.

Hemmmmmmmmmm........... jumpa kawan lama.

0 Response to "Bang Muchtar dan Kak Mawar Mantu"

Post a Comment