Masjid Al Falah dari Sei Jodoh ke Lubuk Baja.





Gambar mungkin berisi: malamMasjid Al Falah ini termasuk masjid awal berdiri di Batam, lokasi yang sekarang, di Jalan Teuku Umar Lubuk Baja, adalah pindahan dulu dari sebuah mushola yang berada di Sei Jodoh. Masjid yang sekarang ini letaknya berdampingan dengan Sekolah Ibnu Sina.
Malam-malam Ramadhan 1440 H ini, aku acap sholat di masjid yang ruang utamanya berpendingin, nyaman. Jamaahnya penuh  ke keluar. Parkiran kenderaan terutama roda empat sampai memakan setengah badan jalan Teuku Umar yang berhampiran masjid. 

Dulu, belum begitu banyak kenderaan di Batam, kalau kita hendak ke Sekolah Ibnu Sina ya melalui halaman masjid, sementara antara halaman masjid dan halaman sekolah belum ada pagar, akses jalan menanjak karena masjid ini berada di kaki bukit. Masjid dulu bangunannya biasa saja, selalu dipenuhi anak anak sekolah Ibnu Sina yang sholat jamaah, kini masjid itu sudah Indah arsitukterunya minimalis, semua full keramik, bahkan jadi salah satu masjid terindah di Batam. Antara lokasi masjid dengan sokolah Ibnu Sina pun sudah berpagar, akses masuk ke sekolah itu pun sudah tersendiri berputar dari arah barat Majid. Semua halamannya dipenuhi tempat parkir nayris tak ada taman lagi yang tersisa. 

Gambar mungkin berisi: 3 orang, termasuk Imbalo Iman Sakti, orang tersenyum, orang berdiri
Di Masjid ini sholat taraweh dilaksanakan 11 rakaat yang terdiri dari 4 , 4 rakaat satu salam dan 3 witir satu salam. Pelaksanaan sholat 4, 4, 3 ini dilaksanakan sejak puluhan tahun yang lalu sejak lagi surau berlokasi di Sei Jodoh. Waktu itu acap diimami oleh Haji Andi Ibrahim.  Orang luar agak aneh mungkin mendengar  Sei Jodoh, iya banyak versi tentang nama tempat ini. Ada yang mengatakan Teluk Jodoh, memang aliran sungai ke laut terletak di teluk itu ada beberapa muara bertemu diteluk itu. Dan satu aliran air sungai dari teluk itu hulunya sampai mendekati Masjid Al Falah, berupa Lubuk yang subur, banyak bajanya. Bahasa melayu tempatan Baja itu artinya pupuk sejenis humus, bukan baja sejenis besi yang kuat. 

Tetapi Lubuk itu kini sudah tertimbus, tinggal berupa parit kecil, diatasnya daerah lubuk itu berdiri, Perumahan,  Hotel, pertokoan, Bank, Pompa Bensin,  Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Rumah Sakit Harapan Bunda, yang dikelolah oleh Haji Hendri Minit yang juga ketua Yayasan Masjid Al Falah. Begitulah, selesai sholat bertemu dengan Imam yang suaranya merdu, yang acap mengimami kami sholat taraweh dan witir, aku disalami dia tersenyum padaku, aku agak lupa awalnya, siapa dia. Ternyata sang Imam kami tadi adalah Akhmad Fanani, 26 tahun yang lalu dia masih seorang pemuda, belum menikah umurnya saat itu masih 20 tahun.
Gambar mungkin berisi: 3 orang, orang tersenyum, orang duduk dan topi
“Yang dulu sama ustadz Didi Suryadi.” Ucap Akhmad Fanani mengingatkanku. Iya jadi ingat aku acap membawa media cetak Buletin Jumat ke Masjid itu sebagai salah satu masjid langganan media kami. Ternyata jamaah di masjid itupun banyak yang sudah tua tua, yang jarang bertemu, seperti Haji, Mukhtar, mang Harus Saleh yang usianya sudah 80 an tahun, mereka senang sholat di masjid itu, tempatnya nyaman dan sholatnyapun tidak lama, dan tidak pula terburu buru. 

Senang rasanya bertemu kawan lama, ibadah sembari bersilaturrahmi.