“Ini Fuad ya.”
Ujarku, rada tak percaya, apakah seseorang yang memanggilku itu benar Fuad yang
kukenal. Saat itu menjelang shalat Isya di Masjid Al Falah Lubuk Baja. Jamaah
sudah mulai ramai berdatangan lapangan parkir pun sudah penuh, masjid ini acap kukunjungi
untuk sholat Taraweh, selesai makan selepas berbuka agak berkeringat sedikit, masuk ke Masjid berpendingin ini terasa
nyaman.
Kami bersalaman,
Fuad tertawa, saat kukatakan kalau aku pangling melihat wajahnya, maklum sudah
cukup lamanya juga tak bersua. Tetapi saat ia tertawa dan kulihat susunan
giginya, susunan gigi khas Fuad.
“Umurku sekarang
sudah 60 tahun bang.” Jelasnya, anak anak tiga sudah menikah semunya. “Satu di
Bandung yang paling besar, satu di Batam nomor dua lelaki dan yang perempuan di
Medan menikah dengan marga Sinaga.” Tambahnya lagi. Jadi mereka kini hanya tinggal
berdua saja dirumah ujar suami dari Leily wanita yang dinikahi Fuad tahun 1987
lalu di Tanjung Pinang.
Karir Fuad terbilang
lancar, lelaki bernama Lengkap Said Achmad Fuad asal Medan ini setelah mulai
bekerja di Pertamina tepatnya di Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), di
Bandara Udara Hang Nadim Batam tahun 1986, berbelas tahun, ia pindah pindah tugas seperti ke Flores, ke
Mataram NTB, ke Bali, ke Kupang, terakhir ke Spinggan Kalimantan Timur, di
Kaltim ia pensiun tahun 2014 dan menetap di Batam kembali.
“Golongan empat
bang pensiunnya.” Ujara Fuad, saat kutanya golongan berapa ia pensiun. “Wah lumayan
besar uang pensiunnya ya.” Ujarku. Fuad tersenyum. Lelaki yang dulu masuk
Pertamina penerimaan dari lokal ini bisa mencapai puncak karir menjadi staf
utama di Pertamina. Perlu di apresiasi.
Hampir diseluruh
lapangan terbang di Indonesia ada Depot Pengisian pesawat udara, petugas
pertamina yang mengisi bahan bakar pesawat terbang ini, punya bargaining
position terhadap airliner. Ingat dulu, acap mengunakan bargaining ini, untuk
mendapatkan set di pesawat udara yang akan terbang. Konon katanya, setiap
penerbangan ada set khusus untuk orang orang penting (VVIP). Dan bang Fuad demikian
aku memanggilnya, selalu minta tolong beliau keadaan mendesak ini, dan dapatlah
berangkat di detik detik terakhir keberangkatan.
Ingat Fuad ingat
pula dengan Fadillah Ibrahim, beliau ini adalah Kepala Depot Pertamina pertama
di Batam, mereka berdua masih kerabat, aku pernah di Medan berkunjung ke rumah
mereka di Setiabudi, saat kami bebincang tiba tiba mang Harun Saleh masuk
kedalam masjid berbarengan dengan pak Mukhtar, kedua pria berusia 80 tahun itu
kukenalkan pada Fuad.
“Mang Harun ini Fuad, sotong.” Ucapku, mang Harun tertawa lebar, kami pun ikut tertawa, kawan kawan lama mesti ingat sebutan "sotong" itu. Orang sekeliling menoleh kepada kami, tak sadar kalau kami lagi berada di dalam masjid, begitulah kalau sudah jumpa kawan lama.
“itu pak Mukhtar,
dulu pengurus IKADELIS.” Jelasku pada Fuad, yang terlihat dari raut wajahnya
tertanya tanya. Ya dulu perantau asal
dari Medan Sumatera Utara bergabung dalam Ikatan Keluarga Deli Serdang. Suara Iqomah mulai berkumandang, kami berbaris mengambil
shaf masing masing untuk melaksanakan sholat.