Irma pun Bersyahadat di Bulan Ramadhan ini.








Gambar mungkin berisi: 3 orang, orang tersenyum, orang duduk“Dari kesadaran sendiri.” Ujar Irma Agustina, mantab saat di tanya ustadz Imran, Imam masjid, sebelum pengucapan Syahadat  apakah ia dipaksa memeluk Islam. Pernyataan Syahadatain  itu  disaksikan oleh Hery Leonardo relawan dari Mualaf Center Cabang Batam –Kepri, pengurus masjid beserta ratusan orang jamaah yang selesai melaksanakan salat Zuhur di Masjid Bukit Indah Sukajadi Batam Center.  

Tepat pukul 12.35 wib, Irma Agustina lahir dan besar di Kabanjahe Tanah Karo Sumatera Utara, bru Karo bermarga Ketaren,  resmi masuk Islam. Ia kini berusia 26 tahun, datang dan bekerja di Batam.

“Irma mau nikah ya,’ Tanyaku padanya. Irma tersenyum sembari menjawab tidak. Karena acap terjadi wanita menemui pasangan hidupnya di tempat kami memeluk Islam, sebelum menikah.
Kakak perempuan kandung Irma yang turut menghadiri acara pen-Syahadatan itu turut menimpali, dan mengatakan bahwa Irma tinggal dirumahnya, memang Irma masuk Islam dengan kesadaran sendiri. Sementara kakak Irma dan suaminya bermarga Ginting, sudah terlebih dahulu memeluk Islam. 

“Rumah kami di Kabanjahe dekat Masjid Raya,” Ujar kakak Irma lagi. Jadi tak asing bagi Irma dengan Islam. Dan di bulan Ramadhan 1440 H ini dimantabkannya hatinya memeluk Islam setelah di Batam. Tidak keluh lidahnya mengucapkan Kalimat Syahadat itu mungkin karena acap di dengarnya dan sudah dihafalnya berkeli kali sebelum datang ke masjid siang tadi. 

Gambar mungkin berisi: 7 orang, termasuk Yuyun Diana, orang tersenyum, orang duduk dan dalam ruangan
Aku acap ke Kabanjahe, begitu juga ke Brastagi. Sedikit bisa berbahasa Karo.
“Melala kalak Karo ijenda, kenal kam Rustam Effendi Bangun.” Tanyaku dalam bahasa Karo terpatah patah. Yang artinya kira kira , Banyak lho orang Karo di Batam, salah seorang Tokoh kalak Karo Islam di Batam ya Rustam Effendy bermarga Bangun. 

“Kenal sekali saya.” Sahut seorang wanita tertua dalam rombongan Irma itu, ada beberapa keluarga yang ikut turut dalam prosesi peng-Islaman itu. “Katakan padanya, saya Bibi Tua bru Tarigan.” Kata Mintua,  InsyaAllah dia kenal.  

“Bagaimana, apakah semua yang ikut hadir ini puasa.” Tanyaku lagi tetapi mataku tertuju pada Irma. Lagi lagi Irma tersenyum dan menggeleng,  kulanjutkan. “Apa besok Irma mau mulai belajar puasa. “ lanjutku. Lagi lagi ia hanya tersenyum.    

“Ia mulai belajar.” Timpal kakak Irma yang duduk disampingku.  Banyak orang tak tahu bahwa pendiri kota Medan, kota terbesar ke tiga di tanah air ini adalah orang Karo bernama Guru Patimpus bermarga Sembiring Pelawi hampir enam ratus tahun yang lalu tepatnya tahun 1560 M.

Guru Patimpus adalah orang Karo yang taat beramaga Islam. Bisa jadi sebenarnya nyaris terbanyak penduduk Medan  itu adalah orang Karo yang beragama Islam.
Hari ini pula seperti tausyiah ustadz Ispiriani Lc saat ceramah sekaligus kultum di acara tersebut diatas Irma Agustina kembali ke fitrah, semoga tetap teguh dialam aqidahnya.