Terserampak di pintu
masjid Al Falah Batam, sama sama hendak keluar masjid, sama sama hendak
mendorong daun pintu, kami saling
menoleh. Kuulurkan tanganku bersalaman, malah telapak tanganku yang mengembang
ditumbuk dengan kepalan tangannya.
“Sudah lama enggak jumpa.” Ucapnya setelah
menjawab salamku. Lelaki itu adalah Hendri Minit, ia adalah ketua Yayasan
Masjid Al Falah, masjid pindahan dari Sungai Jodoh ke Lubuk Baja itu, acap
kukunjungi melaksanakan sholat Taraweh dalam bulan Ramadhan 1440 H ini,
tempatnya nyaman terpasang pendingin ruangan, dan sholat tarawehnya 4, 4 dan 3
witir.
Hendri Minit,
pengelola rumah sakit Harapan Bunda, boleh dikata Rumah Sakit Swasta pertama di
Batam.
“Aku banyak stay di Jakarta.” Ujarnya lagi. Di Jakarta mereka juga
mendirikan Rumah Sakit yang lebih besar lagi dari yang ada di Batam.
Alhamdulillah usahanya terus berkembang.
“Apa kabar uni
Wati.” Tanyaku. Wati adalah seorang Bidan Senior di Batam, isteri Hendri Minit
pria asal Sumatera Barat ini, dulu bekerja di Pertamina Batam namanya. Pabrikan
membuat tangki tangki dan stel plate pesanan Pertamina. Stell Plate Prosecing
Plant (SPP). Ratusan pemuda seusia Hendri Minit awal tahun 70 an direkrut oleh
Pertamina, mereka di berikan fasilitas perumahan dan lainnya. Cukup mewah
ketika itu sarana air bersih, listrik. Komplek perumahan Pertamina itu
dilengkapi dengan sarana olah Raga.
Hendri Minit muda,
setelah menikah dengan Bidan Wati, mendirikan sebuah kios kecil di seputaran
Sungai Jodoh tak jauh dari Masjid Raya ketika itu. Di Kios itu mereka menjual
obat obatan bebas. Dari Kios kecil yang sangat sederhana itulah, berkembang
usaha kesehatan mereka hingga ke Rumah Sakit Harapan Bunda yang sekarang ini.
Dari Kios kecil
menjual obat obat bebas, meningkat menjadi Rumah bersalin. Klinik kecil itu acap
mengkhitan (sunat Rasul) para Muallaf yang baru dan hendak masuk Islam. Saat
itu belum seberapa banyak program untuk mengkhitan lelaki. “Iya, bawak saja ke
tempat kita, akan kita sunat.” Ujar Hendri Minit. Sunatan itu tanpa dipungut
biaya kalau lelaki dewasa itu benar benar hendak masuk Islam.
Mobil Ambulance
tidak banyak ketika itu, kami acap menggunakan mobil klinik Harapan Buda itu
beserta paramedisnya, saat acara diluar yang mengerahkan massa banyak. Seperti
acara Marathon puluhan kilometer dari Batu Ampar ke Sekupang, anak anak pencak silat Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Batam yang akan melaksanakan kenaikan tinggkat, bantuan acara seperti itu saja.
Dapat bantuan dari Hendri Minit.
Tahun 1977 saat
pemilihan umum yang kedua akan dilaksanakan setelah tumbang Orde Lama, tahun
1975 partai partai politik di Indonesia di fusi hanya manjadi 2 partai dan satu golongan. Di Batam
banyak pekerja yang bergabung di Golongan Karya, namun Hendri Minit saat itu
berkampanye untuk Partai berlambang Kabah. Cukup ramainya juga barisannya
melintas jalan yang mengelilingi Bukit Nagoya itu. Terlihat waktu itu ada almarhun
Raden Sulaiman, Pak Andi Ibrahim. Tokoh tokoh
itu belakangan yang berpinah ke Golkar.
Pilihan bagi
Hendri Minit, masih tetap sebagai pegawai Pertamina, atau mengembangkan
bisnisnya. Karena usaha itu tidak bisa sambilan bekerja di Pertamina, ia memutuskan
keluar dari Pertamina. Namun kami tetap
berhubungan Klinik Harapan Bunda menjadi Mitra Karyawan dan Staff sebagai
tempat rujukan untuk berobat, termasuk Medical Chek (MC) surat izin tak masuk
kerja, gaji tidak dipotong.
“ lho koq surat MC nya ditanda tangani Bidan,
emangnya mau melahirkan.” Guyon bagian personalia perusahaan ketika itu karena
memang Bidan praktek yang memeriksa si pasien. Dokter umum masih terbilang
langkah.
“Add di Watshap
ya da.”Ucapku, aku mau tanya tanya yang lain , terutama soal Organisasi
Muhammadiyah, kuajak dia menjadi pengurus priode ke depan. Eeee maedsoku hanya
ini saja katanya sembari menunjukkan handphonenya, aku gak pandai pakai yang
gituan. Aku kemarin baru Jumpa dengan mas Roni Ketua Muhammadiyah Kepulauan
Riua ujarnya lagi. Sambil tersenyum dia menjawab ajakanku bergabung di Ormas
Muhammadiyah.
“Ya sudah kita
poto dulu didepan masjid yang indah ini.” Ajakku, dan kami pun berpotolah
sebelum pulang masing masing ke rumah.
Semoga sehat
selalu Da Hendri Minit, Amal Usahamu Berkah.