Perjalanan ke Utara Burma Antara Myitkyina dan Mandalay.

Gambar mungkin berisi: 1 orang, duduk, makanan dan dalam ruanganSetelah mendapat informasi tentang kondisi di Utara Burma, terutama kota negara bagian Kachin, Myitkyina, kuputuskan pulang ke Yangon dengan Bus saja. Kalau naik kereta api terlalu lama perjalanan, bisa dua hari sampai di Yangon, selain harus ganti kereta api di Mandalay. Dan harus membeli lagi tiket baru Mandalay Yangon, atau naik Bus sebagai alternatif.

Rencana semula naik flight dari Myitkyina ke Mandalay kubatalkan, tidak ada sesuatu halpun yang membuat perjalanan ke dan dari Utara Burma not safe condition, sebagaimana yang di war-warkan oleh sebagian orang.

Berangkat pukul 13.00 dari stasiun Bus antar kota di Myitkyina, hari jumat itu, aku tidak sempat sholat jumat berjamaah, karena belum masuk waktu  zuhur. Dan bus  ke Yangon hanya waktu itu berangkat. Aku diantar A tar,  naik speda motor, sekitar pukul 12.30, dia bergegas balik pulang hendak ke masjid untuk shalat Jumat.

Bus tepat berangkat sesuai jadwal, rencana hendak sholat di Bus saja, waktu itu wuduk yang sudah kupersiapkan, batal, karena buang angin.Kutunggu bus itu berhenti apa tidak, sebelum masuk waktu ashar. Ternyata tidak berhenti henti, waktu ashar sudah berlalu, aku tayamum disandaran kursi dan sholat jamak takhir di qosor menghadap depan bus.

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih, orang duduk dan dalam ruangan Persis pukul 7 malam, bus berhenti di kedai makan, penumpang diberi kupon untuk makan, aku juga ke kedai makan itu, bekal yang tadi kubawa dari Myitkyina kubuka, makan empat ketul daging sapi dan nasi sebungkus perutku sudah kenyang.
Kembali sang pramugari bus menyapaku, karena menolak makanan setalam yang dihidangkan pelayan restoran, aku tunjuk saja perutku dan bekal yang kumakan. Selesai dia pergi, pelayan itu terus mamandangiku, kuberikan dia kupon yang kupegang, entah apa katanya aku tak faham, rupaya dia mengajakku ke lemari pendingin minuman, kuambil sekotak soya been, dia bicara sama kasir dan anggukan itu menandakan setuju kupon ditukar denag minuman ringan.

Aku bergegas ke kamar mandi, buang air dan wuduk, kembali ke bus, didalam bus aku sholat sambil duduk jamak takdim dan qosor, sembari bus terus berjalan.
Tengah malam, Lagi lagi penumpang turun pipis persis disamping bus, parkir dipinggir jalan yang gelap, akupun ikut pipis.Tidak ada air hanya dedaunan rumput liar dipinggir jalan itu, jadi siapkan saja air mineral dalam botol kalau hendak pipis dipinggir jalan.

Gambar mungkin berisi: dalam ruangan Ratusan kilometer jalan antar kota ini, kiri kanannya sawah membentang nun diujungnya gunung ganang, kebun kebun penduduk dan rumah rumah gubuk, serta ternak.

High Way ini kiri kanannya bisa dilalui kenderaan penduduk yang berkebun disekitarnya, bahkan kereta lembu sak lembu lembunya bebas jalan disamping bus kami yang melaju. Kerbau kerbau pembajak sawah itu anteng saja jalan. Jalan bebas hambatan berbayar itu, tidak dipagar. Jadi tepinya dijadikan jalan juga oleh masyarakat.

Ditengah jalanpun penumpang bisa naik, sepi memang tetapi aman. Sepanjang jalan dari Myitkyina ke Mandalay, sekitar 700 kilometer jaraknya. Pukul 04.00 subuh kami sudah tiba di Mandalay. Bus hanya berhenti sebentar, terus berjalan lagi menuju Nay Pyi Taw.
 
Sekarang bus menuju NayPiyTaw ibukota negara Myanmar. Kembali aku tayamum bersiap untuk sholat subuh di dalam bus. Kulihat androidku memastikan waktu subuh, kartu sim yang kubeli di Yangon yaitu sim card "Telenor"  kalau tadinya dalam perjalanan terkadang dipisisi H, di Nay Pyi Taw diposisi 4G.

Gambar mungkin berisi: dalam ruangan Pukul 7 pagi bus berhenti disebuah restoran di Nay Pyi Taw, ini aku serapan dengan potongan daging sapi yang masih tersisa, daging itu tidak basi karena di goreng dan sebungkus Oreo buatan Indonesia ada logo halalnya kubeli di kedai sebelah restoran itu.Pagi itu sarapanku daging dan roti kering Oreo. Kembali si pramugari bus itu menyapaku, menyuruh makan di restoran, kembali aku senyum menunjukkan oreoku dan air mineral. Pramugari Bus yang sangat peduli dengan penumpangnya.

Dia pramugari itu memberikan sebuah bungkusan didalamnya terdapat handuk kecil dan perangkat sikat gigi, dan sabun. .Semua penumpang menuju wastafel dan toilet. Akupun turut serta.

Jalanan dari Myitkyina ke Mandalay hingga ke Nay Pyi Taw  bagus meskipun tak semulus PLUS Proyek Lebuh Raya Utara Selatan di Malaysia, tetapi aman sepanjang jalan, tidak seperti yang di ceritakan, bahwa  daerah utara Burma ini tak aman. Bandingkan kita naik Bus di Selatan Thailand setiap persimpngan dijaga tentara dengan senjata laras panjangnya. Dan pemeriksaan penumpang yang keluar masuk ke daerah konplik itu.
Ada memang kontak senjata kata Sultan pemilik hotel tempatku menginap, tetapi nun jauh di perbatasan sana , perbatasan China dengan Burma.
"Kasih tahulah pak aman disini". katanya lagi, Hanya tarip hotelnya agak mahal, karena minyak pun mahal satu liter lebih 1000 kyiat. Sama dengan 11.000 rupiah untuk ron dibawah 90.

"Nanti kalau ada group bapak datang lagi, kami bagi diskon". ujar pria tambun ini dalam bahasa melayu, yang terpatah patah.

Busku terus melaju, tak banyak penumpangnyaTaw melanjutkan perjalanan ke Yangon,  tadi sebagian besar turun di Mandalay, kota terbesar kedua setelah Yangon.
Bus pun menaikkan dan menurunkan penumpang ditengah jalan, sama dengan bus di tempat kita kalau penumpangnya sedikit.
Menjelang tengah hari aku sampai di Yangon dengan selamat. Turun di stasiun Bus Aung Minggalar.
Alhamdulillah.

Related Posts :