Kisah Thap Dai Truong Tho Nama Vietnam, Hasan Nama Islam

Imam Bani, Ibadah cukup diwakilkan saja.

Namanya Thap Dai Truong Tho, pria 30 an tahun ini kelahiran Phan Rang satu provinsi di Selatan Vietnam, sekitar 400 kilometer dari Ho Chi Min.
Sejak dianeksasi oleh Vietnam Kerajaan Islam Champa tak berbentuk hingga sekarang, begitu pula dengan Islam. Phan Rang adalah provinsi terakhir yang masih bertahan, disana masih wujud komunitas Islam, sebagian pemeluknya disebut Islam Bani. Mereka tidak melaksanakan puasa begitu juga dengan sholat, cukup diwakilkan kepada Imamnya.

Tidak berkhatan, punya kitab sendiri dan punya Imam sendiri begitu juga dengan masjid tersendiri yang hanya dibuka sepekan sekali. Keluarga Thap Dai Truong Tho, adalah salah satu keluarga pemeluk Islam Bani.

Tok Hakim Isa di Phan Rang Hasan menjadi penterjemah
Sembilan tahun yang lalu Thap Dai Truong Tho datang ke Batam, dapat bea siswa dari Yayasan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) yang mengelola sebuah Mahad bernama Said bin Zaid. Untuk belajar Bahasa Arab dan Study Islam. Sebelum selesai proses visanya beberapa bulan Hasan demikian nama Islam Thap Dai Truong Tho ini tinggal bersama kami.

Hasan sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia, Berbahasa Inggris sedikit, di tangannya tak lepas kamus Bahasa Inggris, Vietnam dan Indonesia. Hasanpun tidak mengenal satu pun huruf Arab, termotivasi hendak belajar Islam dan Bahasa Arab dari rekan sekampung dan tetangganya bernama DR Basiron.

Begitulah kami berkomunikasi selama lebih dua bulan, sembari belajar mengenal huruf hijaiyah, dan belajar Sholat. Setelah belajar beberapa bulan di Mahad Said  bin Zaid Batam, Hasan diantar ke Jakarta melanjutkan pelajarannya di Mahad Usman bin Affan.

Dua tahun di Jakarta, Hasan sudah lancar menulis dan berbahasa Indonesia, begitu juga dengan bahasa Arab. Alhamdulillah Ilmu Agamanya mumpuni, termasuk hafalan Qurannya. Pulang ke Vietnam Ayah Ibu dan Saudaranya disyahadatkan ulang.

Beberapa kali ke Vietnam kami selalu bersama mengunjungi pemukiman Islam terutama di Selatan Vietnam dan Hasan yang menjadi juru bicara, Hasan dengan lancar  menjelaskan bagaimana Islam Bani dan dimana letak kesalahfahaman itu.

Menikah dan kini mempunyai dua orang anak, tinggal di Ho Chi Min kami selalu berhubungan melalui media sosial.
"Papak, saya bulan Mei berangkat ke Osaka Jepang" tulis Hasan. Setelah kembali dari Jakarta Hasan melanjutkan kuliah Universitas Teknik di Ho Chi Min. Setelah itu diterima  bekerja di perusahaan Asing Jepang yang bergerak dalam bidan Desain dan Struktur.

"Bos suka tengok kerja Hasan" ujar Hasan, perusahaan tempat bekerjanya mengirim Hasan belajar ke Jepang. "Doakan Hasan ya papak" Tulis Hasan lagi.