Alhamdulillah Andre Simanjuntak Muallaf Yang Imannya Sudah Kuat, Tak Perlulah Dikasih Asnaf Zakat

Andre menunjukkan sertifikat akta masuk Islam nya
Sertifikat 

"Apa kabar bang Andre." sapaku

"Alhamdulillah baik pak." jawabnya. 

Ramadhan kali ini adalah puasa yang kedelapan kalinya bagi Ahmad Andri Susanto Simanjuntak. Nama Ahmad dicantumkan didepan namanya setelah ia mengucapkan duakalimat syahadat.
Pria Batak kelahiran Pekanbaru tanggal 03 Maret tahun 1983 ini, ramadhan kali ini, katanya sudah ramai yang menemaninya makan sahur, tiga anaknya dari isteri yang sekarang dan seorang dari isterinya yang terdahulu.
Dulu waktu kami jumpa di Mini Market Hang Tuah, sewaktu itu Andre begitu terkadang ia disapa, masih bekerja sebagai sales di PT Enseval Batam, terlihat bibirnya kering, saat itu adalah Puasa Ramadan Pertama Bagi Andre Simanjuntak. Dan di Klinik Hang Tuah itu juga putra pak Usman Simanjuntak ini di Khitan (sunat).
  
"Eka sedang hamil besar pak, ini, anak yang keempat InsyaAllah pak." ujarnya. Sundari Eka Yanti isteri yang dinikahinya sembilan tahun yang lalu, awal mereka menikah masih bekerja di Korea. 

Mula belajar sholat dulu ikut sholat jumat, belum tahu apa yang dibaca. "Alhamdulillah sekarang sudah hafal semua pak." ujar Andre lagi. 
Ditanya apa masih ada yang tinggal, Andre mengiyakan, Isya terkadang ketiduran, penat pulang kerja, Andre tertidur hingga tengah malam. 
"Jadi setelah pukul 12 malam masih bisa sholat Isya ya pak." tanya Andre. Dia belum tahu selama ini,  "Tapi itu sekali sekali kalau kecapean, mudah mudahan kedepan gak lagi." janji Andre

Puasa kini bagi Andre sudah biasa saja, yang gak biasa setiap tahun Andre masih menerima Zakat dari bagian Asnaf Muallaf. 
"Pak Imam Masjid itu masih ngasih terus pak." ujarnya. Meskipun sudah ditolak, sebenarnya asnaf Muallaf itu berapa lama waktunya. 
Karena enggak enak ya diterima saja, terus dibagikan oleh Andre kepada orang lain. Meskipun tidak terlalu kaya, ekonomi Andre cukup untuk keluarganya, Andre sama persis dengan Angga, Mengajar Di Sekolah Islam Menuntun Guru Bahasa Inggris Itu Menjadi Muallaf.  tidak mau lagi menerima zakat dari asnaf Muallaf.

Ustadz Zenal Satiawan, yang dulu banyak mengajari Andre tentang Islam mengatakan bahwa:  

Adakah batas akhir bg seorang muallaf sehingga ia tdk dikatakan muallaf yang brhak menerima zakat? (Muhammad Abdul Munir Elfalimbani)
Jawaban:
Muallaf yang berhak menerima zakat itu ada empat macam :
1. Orang yang baru masuk islam dan imannya masih lemah, ia diberi zakat dengan tujuan agar imannya menjadi kuat dan semakin mantap.
2. Orang yang masuk islam dan keyakinannya sudah kuat, akan tetapi ia punya kedudukan mulia dihadapan kaumnya, sehingga dengan memberinya zakat akan menarik kaumnya untuk masuk islam..
3.Orang islam yang berdampingan dengan orang-orang kafir, jika ia diberi zakat ia mau menjaga keselamatan kaum muslimin dari serangan orang-orang kafir atau para pemberontak dan bahkan sanggup memerangi mereka.
4.Orang islam yang berdampingan dengan orang-orang yang membangkang untuk membayar zakat, jika ia diberi zakat, ia sanggup memaksa mereka membayar zakat atau bila perlu memerangi para pembangkang tersebut.
Golongan pertama sudah tidak lagi diberi zakat jika dirasa sudah kuat niatnya. Sedangkan  golongan kedua sudah tidak lagi diberi zakat jika sudah tidak lagi berpengaruh dimasyarakat. Adapun golongan ketiga dan keempat sudah tidak lagi berhak menerima zakat jika imam (pemimpin) sudah mampu untuk mengirimkan pasukan guna memerangi para pembangkang untuk membayar zakat, para pemberontak dan orang-orang kafir yang mengganggu ketentraman umat islam tersebut.
Wassalam.