BELAKANG PADANG--Mengunjungi Pulau ini naik pancung dari Sekupang seharga
rp.15.000,-perorang. Awal tahun 70, Pulau yang juga bernama Pulau
Penawar Rindu ini adalah ibukota kecamatan.
Dulu ada satu tempat
bernama Angin Mamiri, tempat menjual makanan, yang kini sudah tidak ada
lagi. Namun dipelantar yang sudah berganti tiang pancang beton itu masih
menyisakan makanan khas tempat ini.
“Kita makan disana saja” ajak pak Atan Abdullah. Ada menjual perata dan banyak pilihan lain.
Tak sabar menunggu antrian, dekat kami duduk ada menjual mie lendir.
Kamipun memesan mie. Dinamakan mie lendir karena kuanya berbentuk
lendir, kental, makanan khas kepulauan riau ini mirip dengan mie rebus
di Medan. Di Batam banyak penjual mie lendir, tetapi mie lendir Belakang
Padang ini mempunyai kekhasan tersendiri, potongan cabe rawit yang
direndam kedalam cuka dan gorengan bawang, agak yang membuatnya
demikian.
Mie lendir atau mie kuah ini biasanya dijual dipagi hari, jadi memang cocok untuk sarapan.
“Disini ada juga jual cendol khas Belakang Padang” ujar pak Atan lagi.
Hari lumayan panas menjelang tengah hari sewaktu kami kesana, segelas cendol rasa tak cukup untuk melepas dahaga.
Sewaktu Batam belum berkem bang seperti sekarang, kapal dari Tanjung Pinang, singgah di pulau ini.
Sebagai kecamatan Belakang Padang daerahnya berbatasan langsung dengan
Singapura, ada sebuah pelataran dibalik Pasar Belakang Padang yang
menghadap negara tetangga itu, bila hari cerah, kita dapat melihat
dengan jelas, bangunan tinggi pencakar langit yang terdapat di sana.
Bukan hanya kedua makanan itu saja yang menarik orang un tuk datang ke
Belakang Padang, banyak makanan laut lainnya. Bangunan di Belakang
Padang tak banyak berubah, mungkin bila ada jembatan dari Batam, kawasan
ini bisa maju dan berekembang menjadi salah satu tujuan wisata.
Konon kawasan pulau ini sudah berpenghuni sejak abad ke 4 lagi, sambil
menikmati makanan, berwisata di pulau pulau sekitarannya yang masih
asri. (imbalo)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Nikmatnya Mie Lendir dan Cendol Belakang Padang "
Post a Comment