Menitik airmataku membaca dan melihat postingan ini, Ya Allah malu rasanya diri ini tak dapat berbuat menolong karib yang tertimbah musibah.
Kuatkanlah mereka menghadapi cobaan ini.
Remaja yang berjibaku melawan Api dan Asap...
Hendra (17 Tahun) dan Daniel (15 Tahun) kakak beradik yang menjadi relawan lokal Jumpun Pambelom.
Mereka mengangkat selang, pipa, mesin...membantu membuat sumur bor... untuk memadamkan api..
hampir 2 bulan mereka kerja keras....memadamkan api ....bersemangat memulihkan udara segar....jauh dari hiruk pikuk kota....
Habis Padam...terbitlah Asap....itu yang membuat kita menderita...
Persoalan kebakaran lahan gambut, tak sekedar masalah api...tapi yang utama adalah asap....
Saat kobaran api dipadamkan, yang muncul berikutnya adalah asap....yang harus extra tenaga, waktu dan air...
Itulah sebabnya kami mengandalkan sumur bor...yang mampu mensuplai air tak terbatas....
Pak Gunawan...seorang warga Tumbang Nusa..relawan Jumpun Pambelom paham bagaimana memadamkan api dan melenyapkan asap pasca kebakara.
Pak Gunawan merupakan orang yang kami banggakan di garis depan saat memadamkan api dan asap di lahan gambut....
Saat ini titik api di Tumbang Nusa sudah mulai menyusut...udara sudah agak membaik.. ini salah satu kerja keras Pak Gunawan.
Pak Gun, Usia Bukanlah...
Pria berusia 60 tahunan lebih ini,
bernama Gunawan. Kami biasa memanggilnya Pak Gun. Pak Gun sejak 1979
sudah menginjakkan kaki dan menetap di Kalimantan. Di usianya yang sudah
tidak muda lagi, semestinya Pak Gun bisa memilih untuk
bercengkerama, bercanda dan berkumpul bersama dengan keluarga serta
menikmati istirahat malam. Namun, itu bukan pilihannya. Pak Gun lebih
tertarik untuk bergabung bersama kami. Dalam gelapnya malam, rimbunnya
semak belukar, dan pekatnya asap, dengan penuh semangat beliau berjibaku mengangkat selang memadamkan api.
Tak hanya semangat yang ada dalam diri Bapak kelahiran Tulungagung ini.
Pengalamannya bertahun-tahun keluar masuk hutan menjadikan Pak Gun
hafal dan paham kondisi geografis hutan di Tumbang Nusa, Kalimantan
Tengah. Meski tidak bisa membaca kompas, pada malam hari di tengah
hutan,
Pak Gun tahu mana arah selatan, utara, timur, dan barat. Pak
Gun juga tahu di mana letak sumur-sumur bor, yang menjadi sumber air
untuk memadamkan api. Ketika pemadaman api di malam hari, kami seringnya
mengandalkan beliau. Beliau yang mensurvey di mana keberadaan titik
api, mencari letak sumur bor terdekat dan membuka jalan bagi kami, regu
pemadam agar bisa sampai ke titik api. Tak jarang Pak Gun juga terjun
langsung mengangkat selang memadamkan api ketika regu pemadam mulai
mengalami kesulitan.
Kalau orang tua beliau masih hidup, mungkin
mereka akan bangga karena telah menamai anaknya dengan nama "Gunawan".
"Guna" berarti bermanfaat/berguna dan "Wan" artinya orang laki-laki.
Gunawan, laki-laki yang berguna. Pak Gun telah menjadi orang yang
berarti. Berarti bagi dirinya sendiri, orang lain, bahkan negeri ini.
Usia dan pendidikan, bukan halangan bagi Pak Gun untuk berkontribusi.
Salam,
Tumbang Nusa, 18 Oktober 2015.