Melemahnya rupiah, pengaruhkah terhadap anggaran biaya bekperekan ?
"Sudah habis berapa"? tanyaku.
"Dua juta setengah" jawab yang pakai kacamata.
Kemudian ditimpali temannya satu lagi, "Saya sudah empat juta"
"Lha iyalah, kan makanmu banyak pilih yang mahal lagi" celetuk temannya yang berkacamata.
Itulah obrolan kami sembari menunggu bus.
Dua mahasiswa Undip ini bertemu denganku di Terminal Bus 2 Phuket Thailand.
Keduanya menghabiskan liburannya di Phuket, tiga malam di Phuket, seluruh pantai di Pulau itu dikunjungi mereka, "Pantai Patong bagus" kata yang seorang lagi.
Nginap di Guest Haouse semalam 240 bath dibagi berdua. Sementara makan masing masing sesuai selera.
Dari Jakarta ke Singapura, mereka melanjutkan ke Johor dan naik Bus ke Kuala Lumpur, dari terminal KLIA2 menuju Phuket.
Jakarta - Singapura, tak sampai rp.300.000,- sudah termasuk airport tax, rp. 150.000,-
Johor - Kuala Lumpur, banyak sebenarnya pilihan angkutan, ada Bus langsung ke KLIA2 atau KLIA dari Batu Pahat, sebesar 50 RM. Tetapi naik KTM dari JB Central bisa tidur sampai subuh di KL Central dan lanjutkan bus hanya 11 RM.
Dari Larkin terminal Bus Johor Bahru ke Kuala Lumpur sekitar 35 RM, naik kereta api lagi dari stasiun Bus itu ke KLIA2 sama 35 RM, kalau masih ada waktu sebaiknya naik bus saja lebih murah.
Kami jamaah shalat magrib di surau yang ada di Terminal 2 Phuket, kulanjutkan sendiri jamak takdim, kutanya kepada mereka mereka enggak sekalian jamak Isya. "Kami masih pukul 08.30 berangkatnya jadi masih sempat nanti shalat isya"
Di terminal 2 itu ada juga menjual makanan halal, tetapi agak karena masih suasana Idul Adha, sang pemilik kedai cepat tutupnya, apalagi hari sedang hujan.
Murah ya, jalan jalan 13 hari hanya duajuta setengah?...Dari Phuket naik bus ke Hatyai sekitar 400-500 bath, dilanjutkan dari Hatyai-Kuala Lumpur 50 - 60 Ringgit.
Kalau bekpekeran sebaiknya berdua, jadi bisa berbagi biaya penginapan, itulah yang dilakoni pemuda asal Surabaya dan Palembang ini kebetulan sama kuliah di Undip dan jurusan Kimia Industri.