Masjid terbesar bergaya Ottoman di Kamboja dibuka di Phnom

KAMBOJA -- Masjid terbesar di Kamboja yang bergaya Ottoman dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Hun Sen dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang di Phnom Pen pada Jum’at, (27/3/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Masjid Al-Serkal Haram yang berada di kawasan Boeng Kak Phnom Penh ini didanai oleh Eisa Bin Nasser Bin Abdullatif Al Serkal, seorang pengusaha Uni Emirat, dan menggantikan masjid yang pernah dibangun di lokasi yang sama sebelum diruntuhkan pada tahun 2012.
Ahmad Yahya, presiden Organisasi Pemberdayaan Komunitas Muslim Kamboja, menggambarkan masjid sebagai “yang terbesar dan terindah” dari masjid yang lain. Yahya mengungkapkan kepada Anadolu Agency bahwa masjid itu kini telah menjadi penanda penting dalam sejarah komunitas Muslim di Kamboja.
“Bagi orang dari seluruh Kamboja dan dari luar negeri, saat bertandang ke Phnom Penh mereka datang ke masjid ini untuk shalat, dan bagi wisatawan yang datang ke Kamboja, mereka ingin datang dan shalat,” katanya.
Masjid yang berbiaya 2 juta dollar ini berhasil menarik perhatian pengunjung saat pembukaan. Masjid ini menyediakan ruangan shalat yang terpisah untuk jama’ah laki-laki dan perempuan.
Yahya mengatakan bahwa Perdana Menteri Hun Sen merasa bangga terhadap muslim di Kamboja, yang disebut sebagai Champa dan yang menjadi sasaran rezim ultra-Maois Khmer Merah pada 1970-an.
“Mereka tidak saling mengganggu, dan dalam sejarah, kami tidak pernah punya masalah.”
Yahya juga mengatakan bahwa Al Serkal memilih untuk mendanai masjid di Kamboja karena pengusaha itu juga melakukan sejumlah kegiatan usaha di Kamboja.
“Dia ingin agar orang-orang bisa shalat dengan nyaman di dalamnya,” kata Yahya.

Masjid terbesar di Kamboja yang bergaya Ottoman dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Hun Sen dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang di Phnom Pen pada Jum’at, (27/3/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Masjid Al-Serkal Haram yang berada di kawasan Boeng Kak Phnom Penh ini didanai oleh Eisa Bin Nasser Bin Abdullatif Al Serkal, seorang pengusaha Uni Emirat, dan menggantikan masjid yang pernah dibangun di lokasi yang sama sebelum diruntuhkan pada tahun 2012.
Ahmad Yahya, presiden Organisasi Pemberdayaan Komunitas Muslim Kamboja, menggambarkan masjid sebagai “yang terbesar dan terindah” dari masjid yang lain. Yahya mengungkapkan kepada Anadolu Agency bahwa masjid itu kini telah menjadi penanda penting dalam sejarah komunitas Muslim di Kamboja.
“Bagi orang dari seluruh Kamboja dan dari luar negeri, saat bertandang ke Phnom Penh mereka datang ke masjid ini untuk shalat, dan bagi wisatawan yang datang ke Kamboja, mereka ingin datang dan shalat,” katanya.
Masjid yang berbiaya 2 juta dollar ini berhasil menarik perhatian pengunjung saat pembukaan. Masjid ini menyediakan ruangan shalat yang terpisah untuk jama’ah laki-laki dan perempuan.
Yahya mengatakan bahwa Perdana Menteri Hun Sen merasa bangga terhadap muslim di Kamboja, yang disebut sebagai Champa dan yang menjadi sasaran rezim ultra-Maois Khmer Merah pada 1970-an.
“Mereka tidak saling mengganggu, dan dalam sejarah, kami tidak pernah punya masalah.”
Yahya juga mengatakan bahwa Al Serkal memilih untuk mendanai masjid di Kamboja karena pengusaha itu juga melakukan sejumlah kegiatan usaha di Kamboja.
“Dia ingin agar orang-orang bisa shalat dengan nyaman di dalamnya,” kata Yahya.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/03/28/masjid-terbesar-bergaya-ottoman-di-kamboja-dibuka-di-phnom-pen.html#sthash.CcKSso8u.dpuf
Masjid terbesar di Kamboja yang bergaya Ottoman dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Hun Sen dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang di Phnom Pen pada Jum’at, (27/3/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Masjid Al-Serkal Haram yang berada di kawasan Boeng Kak Phnom Penh ini didanai oleh Eisa Bin Nasser Bin Abdullatif Al Serkal, seorang pengusaha Uni Emirat, dan menggantikan masjid yang pernah dibangun di lokasi yang sama sebelum diruntuhkan pada tahun 2012.
Ahmad Yahya, presiden Organisasi Pemberdayaan Komunitas Muslim Kamboja, menggambarkan masjid sebagai “yang terbesar dan terindah” dari masjid yang lain. Yahya mengungkapkan kepada Anadolu Agency bahwa masjid itu kini telah menjadi penanda penting dalam sejarah komunitas Muslim di Kamboja.
“Bagi orang dari seluruh Kamboja dan dari luar negeri, saat bertandang ke Phnom Penh mereka datang ke masjid ini untuk shalat, dan bagi wisatawan yang datang ke Kamboja, mereka ingin datang dan shalat,” katanya.
Masjid yang berbiaya 2 juta dollar ini berhasil menarik perhatian pengunjung saat pembukaan. Masjid ini menyediakan ruangan shalat yang terpisah untuk jama’ah laki-laki dan perempuan.
Yahya mengatakan bahwa Perdana Menteri Hun Sen merasa bangga terhadap muslim di Kamboja, yang disebut sebagai Champa dan yang menjadi sasaran rezim ultra-Maois Khmer Merah pada 1970-an.
“Mereka tidak saling mengganggu, dan dalam sejarah, kami tidak pernah punya masalah.”
Yahya juga mengatakan bahwa Al Serkal memilih untuk mendanai masjid di Kamboja karena pengusaha itu juga melakukan sejumlah kegiatan usaha di Kamboja.
“Dia ingin agar orang-orang bisa shalat dengan nyaman di dalamnya,” kata Yahya.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/03/28/masjid-terbesar-bergaya-ottoman-di-kamboja-dibuka-di-phnom-pen.html#sthash.CcKSso8u.dpuf